Imam Ali a.s. dalam Nahjul Balaghah berwasiat tentang faktor-faktor cinta dunia dan memperingatkan manusia untuk tidak jatuh cinta kepada dunia.
“...Jangan sampai engkau tertipu oleh apa yang kausaksikan dari keasyikan penghuni dunia dan bagaimana mereka saling berebut atas harta dunia. Karena Allah telah memberitahumu tentang dunia dan dunia sendiri telah menunjukkan sifat-sifatnya padamu, dan telah terbongkar untukmu berbagai macam keburukannya. Sesungguhnya penghuni dunia tak ubahnya seperti anjing-anjing yang menyalak dan binatang-binatang buas pemangsa yang saling meraung. Yang kuat akan memangsa yang lemah dan yang besar akan menginjak yang kecil.
Dunia telah membuat penghuninya menyimpang dari jalan yang benar dan menggiring mereka menuju jalan kebutaan. Dunia telah membutakan mata penghuninya dari jalan kebenaran, sehingga mereka tersesat dalam kebingungan dan tenggelam dalam fitnahnya. Mereka telah menjadikan dunia sebagai Tuhan, maka mereka dipermainkan olehnya dan mereka pun bermain dengannya sehingga mereka melupakan kehidupan pasca dunia.”
Di antara yang menjadi penyebab kemelekatan pada dunia adalah kurangnya pengetahuan dan buruknya moral manusia lantaran tidak memiliki pengetahuan dan kesempurnaan maknawi yang memadai, ia akan dengan mudah tertarik oleh gemerlap dunia dan melupakan akhirat.
Semua kita tahu bahwa beragam kenikmatan dunia memiliki daya tarik alami yang berusaha menarik serta menyeret manusia padanya. Oleh sebab itu, mereka yang tidak memiliki kematangan maknawi dan asing dengan pengetahuan ketuhanan dan hal-hal yang bersifat metafisik, akan dengan mudah terpengaruh oleh daya tarik ini dan menjadi cinta kepada dunia, bahkan menjadi hamba dunia.
Selain ketidakmatangan dan ketidakkesempurnaan pengetahuan manusia, daya goda dan daya tarik dunia sendiri juga merupakan faktor lain bagi terjeratnya manusia; yakni daya tarik alami berbagai kenikmatan dan kesenangan dunia, juga dapat menjerat dan menipu manusia. Sedemikian kuatnya daya tarik dunia, sehingga dia mampu menonaktifkan daya pikir manusia.
Terdapat faktor lain juga yang semakin memperkuat pengaruh daya tarik dan daya pikat dunia terhadap manusia. Salah satu darinya adalah faktor sosial. Biasanya, kebanyakan manusia di setiap masyarakat mempunyai kecintaan sangat kuat terhadap dunia dan mereka sanggup bekerja keras, banting tulang dan peras keringat untuk mendapatkan dunia. Seorang manusia ketika melihat kebanyakan orang di sekitarnya sibuk mencari berbagai kenikmatan dunia, maka dia dengan cepat berubah menjadi seperti mereka dan tertarik oleh di dunia di bawah pengaruh gelombang animo masyarakat.
Ketika seseorang menyaksikan sebagian besar masyarakat bergerak menuju arah tertentu dan berusaha mendapatkan harta benda tertentu, bahkan sebagian mengorbankan jiwanya untuk itu, kondisi masyarakat yang seperti ini, pasti akan menjadikan orang tersebut juga tergerak dan tertarik pada arah yang sama. Karena dia mengira bahwa apa yang dikejar oleh sebagian besar masyarakat itu adalah sesuatu yang memang penting dan berharga.
Dari sisi lain, apabila manusia menyaksikan hal yang sama pada para tokoh dan pemuka masyarakat, maka dia akan lebih cepat lagi tertarik dan terpengaruh oleh gelombang cinta dunia; dia akan bergegas meleburkan dirinya dalam gelombang itu tanpa banyak berpikir dan menunda waktu. Dengan sebuah pemikiran dan pembuktian yang sangat sederhana, dia akan dengan cepat meniru apa yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat.
Sebagai misal, dia berdalil seperti ini, "Kebanyakan masyarakat, bahkan orang-orang yang terpandang dan berpengaruh, sibuk mencari dan menikmati dunia". Apa yang diperhatikan dan menjadi kesibukan sebagian besar masyarakat dan para tokoh, dapat dipastikan sebagai perbuatan yang penting dan terpuji. Oleh sebab itu, aku pun akan melakukan hal yang sama seperti apa yang mereka lakukan.
Dengan kata lain, orang itu berkata pada dirinya, "Banyak orang terpandang yang menyibukkan diri dalam perbuatan ini (premis minor); setiap apa yang menjadi kesibukan orang-orang terpandang dan kebanyakan masyarakat, pastilah merupakan perbuatan yang baik dan terpuji (premis mayor); maka aku pun tidak boleh ketinggalan dan tidak boleh lalai untuk melakukan hal yang sama dengan mereka (kesimpulan).”
Jelas sekali bahwa faktor daya tarik perilaku sosial ini mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan faktor-faktor sosial yang lain dalam menarik manusia ke arah dunia. Masih ada faktor-faktor sosial lain, seperti persaingan, menjaga gengsi, menghindari celaan dan lain sebagainya yang dapat menarik manusia ke arah dunia.
Sebagai contoh, sebagian orang untuk menghindari cemoohan orang atau khawatir jangan sampai keluarga, istri dan anak berkata padanya, “Engkau adalah orang yang tidak berarti, tidak bisa mencari uang, tidak punya kedudukan dan hanya hidup secara pas-pasan”, maka dia segera bergegas tanpa kenal lelah mencari dunia dan melupakan akhirat.
Faktor lain yang perlu ditambahkan pada faktor ini adalah faktor hasutan dan bisikan setan yang selalu hadir aktif dalam berbagai kegiatan manusia. Dia juga mengambil energi dan manfaat dari faktor-faktor daya tarik dunia yang ada dan berusaha keras menampakkan dunia di mata manusia sebagai sesuatu yang indah dan menyenangkan.
*Ayatullah Taqi Misbah Yazdi – 22 Nasihat Abadi Penghalus Budi
Comments