top of page

Peran Islam untuk Kemajuan Sains Dunia


Seruan Islam kepada umatnya agar menimba ilmu pengetahuan di semua bidang adalah faktor kunci di balik keberhasilan umat Islam membangun peradaban dan menjangkau ilmu-ilmu eksperimental dan humaniora. Alquran berkali-kali menyerukan kepada umat manusia agar berpikir dan merenung perihal tatanan semesta. Alquran bahkan menjunjung tinggi orang-orang yang berilmu, dan Rasulullah saw pun menegaskan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.


Karena itu, tak heran jika dalam waktu singkat umat Islam menjulang di berbagai bidang ilmu alam dan humaniora serta menjadi mercusuar bagi semua bangsa di dunia. Contohnya adalah beberapa hal sebagai berikut:


Ilmu Kimia: William James Durant (1885-1981 M) dalam bukunya, The Story of Civilization menyebutkan: "Ilmu kimia bisa disebut sebagai salah satu kreasi umat Islam. Abu Musa Jabir bin Hayyan (83-149 H), salah satu pakar kimia Dunia Islam, mendapat julukan sebagai Bapak Ilmu kimia dan menurut para sejarawan telah menghasilkan lebih dari 100 buku. Selain berkenaan dengan pedoman pembuatan sejumlah bahan dan komposisi kimiawi, Jabir Hayyan juga memiliki teori-teori yang matang dalam metodologi pengkajian kimia.”


Sektor Industri: Umat Islam telah menghasilkan banyak prestasi di bidang industri yang di kemudian hari dikembangkan dan disempurnakan oleh masyarakat Barat. Jam air dengan berbagai desainnya sudah banyak beredar di kalangan umat Islam. Di abad-abad silam ketika kincir angin belum ada di Eropa, di negeri-negeri Islam bagian timur justru sudah umum dipakai sebagai alat irigasi. Di samping itu umat Islam juga sudah maju di bidang mekanik dan industri pengolahan kulit.


Ilmu Matematika: Dalam disiplin ilmu matematika pun umat Islam juga mengalami kemajuan pesat. Matematikawan muslim yang paling tersohor adalah Muhammad bin Musa Khawarizmi (164-236 H). Dalam bukunya yang berjudul Hisab al-Jabr wa al Muqabalah (Kalkulasi Pengukuhan dan Perbandingan) dia telah menyajikan solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Buku ini menjadi buku pertama di bidang kalkulasi aljabar dan perbandingan. Buku ini juga diterjemahkan ke bahasa Latin sehingga pada Abad Pertengahan mendapat perhatian besar dari masyarakat Eropa, dan pada 1603 dikukuhkan sebagai dasar kajian matematika orang-orang Eropa.


Kedokteran: Di sekolah kedokteran Paris terpajang dua lukisan berwarna dua sosok terkenal, Muhammad bin Zakaria Razi (251-313 H) dan Abu Ali al-Husain bin Abdullah bin Sina atau Ibnu Sina (370-428 H). Keduanya adalah dokter muslim yang telah memberi kontribusi besar dalam kemajuan ilmu kedokteran. Razi menulis sebuah risalah tentang penyakit cacar dan cacar air yang pada 1498 hingga 1866 M telah diterjemah ke bahasa Inggris dan dicetak sebanyak 40 kali.


Bukunya yang paling terkenal antara lain berjudul al-Hawi. Buku ini termasuk yang paling lengkap, konsprehensif dan bahkan merupakan ensiklopedia medis besar hingga mencakup berbagai cabang ilmu kedokteran. Buku ini telah diterjemahkan ke bahasa Latin dan kemungkinan besar menjadi literatur paling penting di bidang medis selama berabad-abad.


Industri Kertas: Keberhasilan umat Islam mempelajari industri kertas menjadi salah satu kunci kemajuan sains dan budaya masyarakat Islam. Ketika Eropa Barat masih belum mengenal kertas dan tradisi tulis menulis, di Baghdad dan Mesir pada abad kedua Hijriah sudah terdapat industri kertas dengan produk yang berkualitas tinggi. Industri ini lambat laun pindah ke Maroko sekitar 494 H sebelum kemudian bergeser lagi ke Spanyol pada 545 H.


Satu lagi literatur penting dan tergolong paling kredibel di bidang kedokteran adalah buku karya Ibnu Sina yang berjudul al-Qanun. Buku ini mengupas secara detail fungsi-fungsi organ tubuh serta membahas tema-tema seputar ilmu medis dan farmasi. Pada abad ke-12 Masehi buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin dan diajarkan di sekolah-sekolah Eropa, menggantikan buku-buku karya Razi dan Galenus hingga abad ke-17 M.


Selain mereka, ada pula para ilmuwan Islam yang menjadi pelopor bidang-bidang ilmu astronomi, geografi, sejarah teologi, pendidikan dan lain sebagainya. Pada hakikatnya, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang ada d dunia sekarang ini dalam banyak hal tidak lepas dari hasil sepak terjang dan kiprah para ilmuwan muslim. Sayangnya, umat Islam belakangan mengalami kemunduran akibat inkonsistensi mereka pada ajaran Islam.


*Disarikan dari buku Panorama Pemikiran Islam – Prof Ja’far Subhani


bottom of page