top of page

Dari Condet ke Depok Memaknai Kematian


Mungkin ada orang yang ketika mengalami sakit keras, hal yang dikhawatirkan adalah datangnya kematian, ada rasa takut padahal semua manusia sudah pasti akan mati, atau jiwanya menjadi gelisah dan jauh dari kedamaian. Namun, manusia wajib berusaha agar bisa sembuh, mengingat ketika sudah sembuh, ada peluang yang besar menambah amal-amal kebaikan sebagai bekal menuju akhirat, seperti sedekah jariyah dan amalan lainnya yang memberi banyak manfaat.


Menurut Imam Ali Hadi, cucu Rasulullah yang kesembilan, bahwa orang yang takut kematian itu dikarenakan tidak memahami arti kematian. Begini kisahnya seperti yang dikutip pada buku “Memaknai Kematian” Karya KH. Jalaluddin Rakhmat, "Wahai hamba Allah, kamu takut kematian karena kamu tidak memahami arti kematian. Sekarang katakan padaku, andaikan tubuhmu dilumuri kotoran sehingga kamu merasa tidak enak dan merasakan kepedihan dalam seluruh tubuhmu. Lalu kamu membersihkannya di kamar mandi, sehingga kamu bebas dari kotoran dan rasa sakit itu. Dalam kondisi demikian, apa yang hendak kamu lakukan: Ingin membersihkan diri dari kotoran-kotoran itu atau kamu enggan mandi dan senang berada dalam keadaan kotor?"



Orang sakit itu menjawab, "Wahai cucu Rasulullah, saya lebih baik memilih mandi membersihkan diri. " Imam Ali Hadi pun berkata kembali, "Ketahuilah, kematian sama dengan kamar mandi. Kematian adalah kesempatanmu yang terakhir untuk membersihkan kamu dari dosa-dosamu. Membersihkan kamu dari keburukan-keburukanmu. Jika kematian menjemputmu sekarang, tak diragukan lagi bahwa kematian itu akan membebaskanmu dari semua derita dan kepedihan serta akan memperolah kebahagiaan yang abadi."


Ketika seseorang sudah memahami makna kematian, wajahnya bisa berubah cerah ceria, damai dalam dirinya sangat rasakan, dan akhirnya dengan cara yang sangat indah orang ini pun akan menyerahkan dirinya kepada kematian dengan penuh harapan akan kasih sayang Allah. Matanya tertutup pasrah lega karena telah melihat kebenaran dan segera menuju tempatnya yang abadi. Innalillahi wainnalilahi rajiun...



Dan sebagai pengkhidmatan Dana Mustadhafin yang peduli dan konsisten menjalankan program pemulasaran jenazah dengan mobil ambulans gratis, maka pada tanggal 15 Januari 2020, kembali melayani atau menjalankan program pemulasaran jenazah. Kali ini almarhum Sayyid Ahmad yang berlokasi di Condet, usia beliau terbilang muda yakni 46 tahun. Almarhum dikebumikan di TPU Al Muhdhor Cimanggis. Atas pelayanan ini, pihak keluarga menyampaikan testimoninya bahwa tim Dana Mustadhafin sangat baik dan profesional.


Pada hari itu bukan hanya satu jenazah yang dilayani, ada juga almarhumah Ibu Asih, beliau juga masih terbilang muda yakni 45 tahun, yang beralamat di Jalan Rambutan Depok. Tim Ambulans Dana Mustadhafin melayani penjemputan dari RS, Hermina Depok lalu menuju Rumah Duka, dan kemudian menuju TPU Kali Mulya Depok. Hanya doa-doa dan munajat terbaik yang bisa kita lantunkan untuk mereka yang mendahului kita, kelak kita pun akan menuju ke sana, tempat abadi, dimana tak ada lagi rasa sakit dan kesengsaraan duniawi karena ikatannya. Semua akan kembali hanya pada Allah SWT. Shalawat...alfatiha....


Dana Mustadhafin

bottom of page