top of page

Hijrah: Menyempurna dengan Mendekatkan Diri Kepada Allah



Seseorang hendaknya berhijrah untuk mencapai kesempurnaan dengan mendekatan diri kepada Allah Swt. Di antara metode yang harus ditempuh untuk dapat dekat dengan Sang Penciptanya adalah dengan berzikir, memupuk kebaikan moral, terus melakukan amal salih, melaksanakan jihad, cinta kasih kepada sesama, mengerjakan amalan mustahab seperti salat dan puasa sunnah.


Berikut kami jelaskan secara singkat beberapa metode tersebut:


Pertama, yaitu dengan terus berzikir (mengingat Allah), metode ini dianggap sebagai titik awal perjalanan/mikraj ruhani seorang salik menuju kedekatan kepada penguasa alam semesta. Alquran menyatakan: “Wahai orang-orang yang beriman. Ingatlah Allah dengan ingatan yang banyak dan pujilah Dia di pagi dan sore hari.” (QS. Al-Ahzab: 41-42)


Metode selanjutnya dengan memupuk dan menyempurnakan jiwa, hijrah spiritual, dan mencapai kedekatan kepada Allah secara berangsur-angsur adalah dengan menyempurnakan kebaikan moral yang mengakar dalam pada watak dasar manusia.



Etika moral yang baik adalah nilai yang terkandung dalam jiwa malakut manusia. Dengan memupuk sedikit demi sedikit sifat manusiawinya, seorang manusia akan mencapai kesempurnaan hingga akhirnya naik menuju maqam mulia kedekatan kepada Allah


Allah Swt berfirman: Dan jiwa, Dia yang meyempurnakannya, serta memberinya ilham (dengan kesadaran) terhadap apa yang baik dan apa yang buruk bagi dirinya. Sungguh berbahagia orang-orang yang menumbuhkannya dan sungguh celaka orang-orang yang mengerdilkannya. (QS. As-Syams: 7-10)


Selanjutnya yang mempunyai peranan paling penting dalam upaya pencapaian kesempurnaan diri dan kedekatan kepada Allah adalah dengan melakukan amal salih.


Amal salih adalah perbuatan yang telah ditetapkan oleh hukum-hukum agama (syariah) sebagai sesuatu yang wajib atau dianjurkan (mustahab). Dengan menjalankannya, seorang bisa melakukan perjalanan spiritualnya menuju kedekatan dengan Tuhan.


Allah Swt berfirman: “Barang siapa melakukan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan, dan ia beriman, maka sesungguhnya baginya Kami segerakan kehidupan yang baik, dan padanya Kami akan memberikan pahala sesuai dengan apa yang telah ia lakukan.” (QS. An-Nahl: 97)


Metode selanjutnya adalah dengan melaksanakan tanggung jawab sosial sebagai manusia, yaitu dengan berbuat baik terhadap sesama dan berkhidmat di dalamnya. Menurut ajaran Islam, kedekatan dan ibadah kepada Allah tidak cukup hanya dengan melakukan salat, puasa, haji, umrah, zikir, dan munajat.


Tidak juga terbatas dengan hadir di masjid atau berziarah ke tempat suci, tetapi pelaksanaan tanggung jawab sosial, kasih sayang sesama manusia, berbuat baik kepada sesama, dan melayani hamba-hamba Allah. Ini bahkan dianggap sebagai ibadah paling mulia dan dapat menjadi jalan untuk membangun diri, menyucikan diri, dan mencapai kedekatan Ilahi.


Dalam Islam, penghambaan dan melakukan perjalanan spiritual menuju Allah tidak perlu dengan hidup dalam menyendiri dan bertapa, tetapi harus dilakukan berbarengan dengan penerimaan tanggung jawab sosial bersama kehidupan sosial seutuhnya.


Bekerja sama dalam melakukan perbuatan baik, berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan kaum mukmin dan membuat mereka bahagia. Banyak cara untuk mengabdikan diri untuk sesama, seperti membela kaum muslim dari penindasan clan penderitaan, memperhatikan urusan mereka, menyelesaikan masalah mereka, dan mengulurkan tangan membantu sesama hamba Allah.



Langkah ini menurut pandangan Islam dianggap sebagai bentuk ibadah agung yang pahalanya lebih besar 10 kali lipat dibanding ibadah haji. Ada ratusan riwayat dari Nabi Muhammad ﷺ yang menitikberatkan pentingnya masalah ini. Salah satunya beliau bersabda: "Manusia adalah anak-anak Tuhan, oleh karena itu, orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang kebaikannya menjangkau anak-anak Allah, sehingga membuat keluarganya hidup penuh bahagia."


Mengenai maksud keluarga Allah, dalam hadis Qudsi disebutkan Allah berfirman: "Hambaku adalah anakku (keluargaku), oleh karena itu, orang yang paling kucintai adalah mereka yang berbuat baik kepada mereka dan melakukan segala yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan mereka.”


Itulah beberapa metode untuk hijrah, guna menyempurnakan potensi diri dan dekat dengan Allah.


Jadi hijrah bukan hanya sekadar mengganti tampilan fisik semata, tetapi yang jauh lebih penting dari itu semua adalah penyucian diri dengan cara-cara yang telah disebutkan.

Tentu, di antara banyak metode yang harus ditempuh masih ada bebarapa yang harus dijelaskan, tetapi rasanya tidak mungkin untuk membahasnya secara keseluruhan karena berbagai keterbatasan. Bagi yang ingin mempelajari lebih dalam dapat merujuk ke buku karya Prof. Ibrahim Amini, Hijrah Menuju Allah.


Dana Mustadhafin


Comments


bottom of page