top of page

Akhlak Mulia Sang Nabi


Alkisah, ada seorang Yahudi meminjamkan hartanya beberapa dinar kepada Rasulullah Saw.


Suatu hari sebelum jatuh waktunya dia meminta Rasul melunasi hutang tersebut. Kemudian Rasul Saw berkata kepadanya: "Sekarang, saya tidak punya uang."


Yahudi itu berkata: "Saya tidak akan pergi sampai Anda membayar hutang Anda."



Rasulullah kemudian berkata: "Saya juga akan tetap berada di sini."


Dan Nabi tetap berada di tempat itu sampai beliau menunaikan salat Zuhur, Asar, Maghrib, Isya, dan Subuh.


Para sahabat beliau mengancam orang Yahudi itu, tetapi Rasul Saw berkata kepada mereka: "Apa yang telah kalian lakukan?"


Para sahabat menjawab: "Bagaimana mungkin seorang Yahudi menahan Anda?"



Rasul saw berkata: "Allah Swt tidak mengutusku untuk berbuat jahat kepada mereka yang memiliki perjanjian agama denganku ataupun tidak."


Sejak Subuh hari berikutnya sampai terbit matahari, beliau tetap duduk bersama si Yahudi itu.


Saat itu, si Yahudi mengucapkan dua kalimat syahadat, lalu menyerahkan setengah hartanya di jalan Allah, kemudian berkata: "Wahai Rasulullah, demi Allah, apa yang saya lakukan terhadap Anda bukan merupakan penghinaan, tetapi saya hendak mengetahui apakah ciri-ciri yang terdapat dalam Taurat berkenaan dengan nabi akhir zaman ada pada diri Anda ataukah tidak.


"Karena kami membaca dalam Taurat bahwa Muhammad bin Abdullah akan lahir di Mekah dan hijrah ke Madinah, dia tidak kasar, tidak berakhlak buruk, tidak membentak, dan tidak pula mencaci-maki. Sekarang, saya bersaksi atas keesaan Allah dan kenabian Anda; setengah harta yang saya miliki, saya serahkan kepada Anda. Dan Anda dapat menggunakan harta itu sesuai perintah Allah kepada Anda.”



Dana Mustadhafin


bottom of page