top of page

Meneladani Keluarga Nabi Muhammad Saw

Diperbarui: 2 Jul 2021



Keluarga menurut pandangan Islam tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya suami, istri, dan anak. Tetapi lebih dari itu, keluarga memiliki fungsi dan peranan yang penting dalam menentukan nasib suatu bangsa. Secara khusus Allah mengingatkan kepada kita dalam firman-Nya, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..." (QS. At-Tahrim: 6)


Kualitas keluarga dalam Islam adalah saat di mana nilai-nilai ketauhidan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Ini pula yang dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw kepada keluarga, anak, dan istrinya. Rasulullah Saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya. Dan aku adalah yang terbaik (dalam berbuat) kepada keluarga.”



Rasul Saw di tengah kesibukan aktivitas dakwah, politik, kenegaraan, dan agama, tidak pernah mengabaikan keluarganya. Beliau merupakan sosok panutan, bahkan dari aspek kepemimpinan di lingkup keluarga. Keakraban beliau kepada keluarga terlihat jelas dalam berbagai kesempatan dan diabadikan dalam banyak hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi.


Rasul Saw berperangai sangat lembut kepada istri-istrinya. Beliau telah mencontohkan bagaimana sikap dan perilakunya terhadap istri-istrinya. Di sebuah riwayat dikisahkan Rasul dan istrinya Sayidah Khadijah dalam membangun bahtera rumah tangga dipenuhi dengan rasa kasih sayang, saling menghargai, dan penuh keharmonisan. Dengan penuh penghormatan Khadijah ra berkata:


"Ya Rasulullah, saya hendak menyampaikan beberapa hal kepadamu. Pertama, maafkan saya karena keterbatasan pengetahuanku tentangmu sehingga saya sering memperlakukanmu tidak selayaknya, pengabdianku padamu banyak cela dan cacatnya."

Nabi Saw menanggapi, "Tidaklah demikian istriku. Kamu telah melakukan semua yang semestinya kamu lakukan.”



Demikianlah keluarga islami seharusnya, saling menghormati dan memberikan apresiasi. Tidak boleh memperlakukan pasangan dengan kasar, baik ucapan maupun tindakan, bahkan semisal pasangan berbuat kurang baik. Rasulullah berpesan kepada para suami agar tetap bersabar menghadapi sikap istri. Meski misal ada hal-hal yang tidak disukai dari gelagat atau sikap istri, hal itu tidak menjadi alasan bagi para suami untuk berlaku kasar.

Beliau bersabda: “Janganlah marah (suami) kepada seorang wanita muslimah (istri). Jika tidak menyukai perangai darinya, maka sukailah perangai lainnya.”


Tak hanya itu, teladan kelembutan dan kasih sayang Rasul Saw juga diberikan kepada anak dan cucu beliau. Pernah pada suatu ketika Rasulullah mencium Hasan bin Ali. Salah seorang sahabat berkomentar: “Aku memiliki sepuluh orang anak, tapi tak ada satu pun yang biasa kucium," Rasulullah Saw menoleh ke arahnya dan menjawab: ”Siapa yang tak sayang, maka tak disayang.”


Comments


bottom of page