top of page

Keberuntungan Tak Terhingga untuk Orang yang Menginfakkan Hartanya di Jalan Allah



Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya akan memperoleh pahala yang besar. (QS. al-Hadid: 7)


Allah Swt memerintahkan hamba-Nya untuk menginfakkan harta yang dimilikinya setelah perintah beriman kepada-Nya dan Rasulullah saw. Ini menunjukkan betapa tingginya keutamaan berinfak. Dan Allah sendiri telah menjanjikan pahala yang amat besar bagi yang melaksanakannya. Bagi orang yang beriman, pahala besar adalah keberuntungan besar yang tidak terhingga karena pahalalah yang akan menyelamatkan dirinya di akhirat kelak.



Rasulullah saw bersada: “Bumi (pada Hari) Kiamat nanti semuanya adalah api kecuali kaum mukmin yang bersedekah akan aman dan terlindungi darinya; karena sedekahnya akan melindunginya.” (Al-Kafi, juz 4, hal. 3, hadis ke-6)


Setiap dari harta yang kita serahkan di jalan Allah, sesedikit apapun pasti akan dilipatgandakan pahala kebaikannya oleh Allah Swt. Rasulullah saw bersada: “Barang siapa yang memberi satu dirham di jalan Allah, maka Dia menyatatkan baginya tujuh ratus kebaikan.” (Syekh Thusi, al-Amali, hal. 183, hadis ke-306)


Hakikatnya harta yang ada pada kita saat ini adalah harta ahli waris kita, karena Ketika kita meninggal harta tersebut tidak kitab bawa sepeser pun, namun kita tinggalkan untuk orang-orang terdekat kita. Tetapi harta yang kita infakkan di jalan Allah, maka itulah sebenarnya harta yang kita miliki dan berguna, karena itu akan kitab awa sebagai bekal di akhirat.


Diriwayatkan Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat: “Siapakah di antara kalian yang lebih menyintai harta ahli warisnya daripada hartanya sendiri?”



Mereka menjawab: “Wahai Rasulullah, tidak ada seorang pun di antara kita yang harta ahli warisnya lebih dia cintai daripada hartanya sendiri.”


Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya, harta (kalian) adalah yang telah (kalian) infakkan, sedangkan yang (masih) ada pada kalian itu adalah harta ahli waris kalian.” (Al-Targhib wa al-Tarhib, juz 2, hal. 50, hadis ke-8)


Imam Ali as dalam wasiatnya kepada putranya Al-Hasan as: “Sesungguhnya yang (benar-benar) harta milikmu adalah yang membangun kebaikan akhiratmu. Karenanya, nafkahkanlah di jalan kebenaran dan janganlah kamu menyimpannya untuk selainmu.” (Tuhaf al-Uqul, hal. 83)


Jadi, jelas bahwa sebenar-benarnya harta dunia yang bermanfaat untuk keberuntungan kita di akhirat nanti adalah apa yang kita infakkan. Maka dari itu janganlah kita kikir denga napa yang dimiliki, karena keuntungan menginfakan harta jauh lebih besar. Imam Ali as berkata: “Sesungguhnya kalian lebih banyak mendapatkan keuntungan dari apa yang telah kalian berikan (infakkan) daripada yang kalian terima (dari orang lain).” (Ghurar al-Hikam, hadis ke-3834)


Dan sungguh merugi orang yang kikir dengan hartanya karena rahmat Allah tidak akan menghampirinya, Imam Ja’far Shadiq as: “Sungguh jauh dari rahmat Allah orang yang dikaruniai oleh Allah Swt harta, namun dia tidak bersedekah sedikit pun darinya.” (Biharal-Anwar, juz 96, hal. 133, hadis ke-67)


Opmerkingen


bottom of page