top of page

Kisah Hikmah: Hamba yang Paling Dekat dengan Allah



Dikisahkan suatu kali Nabi Isa as bertanya kepada Allah Swt tentang siapakah orang yang paling dekat dengan Allah di dunia saat ini. Kemudian Allah Swt memberi beberapa petunjuk kepada Nabi Isa di mana dia dapat menemukan orang itu. Ternyata sosok manusia yang paling dekat dengan-Nya adalah seorang wanita, Allah Swt menamakannya Mu'mina.


Keunggulan wanita ini adalah ia seorang yang sangat rajin beribadah kepada Allah. Nabi lsa as akhirnya menemukannya. Mu’mina adalah seorang yang tidak memiliki kaki, tangan, dan mata. Dia tunawisma dan sangat melarat. Dia hidup dari belas kasihan orang-orang yang lewat di hadapannya, yang memberinya sesuatu untuk bertahan hidup.



Sekalipun demikian, lidahnya senantiasa sibuk mengucapkan terima kasih kepada Allah Swt dan memuji-Nya sambil menyebut, "Ya Allah! Alhamdulillah. Engkau telah memberi anugerah kepadaku sedemikian banyaknya. Bagaimana aku bisa berterima kasih kepada-Mu. Engkau telah memberiku karunia yang Engkau bisa saja tidak memberikannya lagi. Mengapakah? Aku tidak tahu. Ini hanyalah sesuatu dari keagungan-Mu. AIhamdulillah."


Nabi Isa as memberi salam dan wanita itu balik membalas salam dengan yang lebih baik, seraya mengatakan bahwa Nabi Isa as adalah Ruh Allah. Nabi Isa as terkesima.


Nabi berkata kepada wanita itu: "Wahai Mu'mina! Apa yang telah dianugerahkan Allah Swt kepadamu sehingga engkau begitu berterima kasih? Tentu saja Allah Swt adalah Maha Pemberi Karunia, tetapi dalam kondisi seperti dirimu, seseorang bisa saja menganggap Allah Swt tidak memberimu karunia yang banyak."



Mu'mina menjawab: "Wahai Ruhullah, Dia telah menganugerahkan kepadaku ingatan kepada-Nya. Dia telah melepaskanku dari kaki yang akan berjalan pada jalan yang haram. Dia telah melepaskanku dari tangan yang akan melakukan yang haram. Dia telah melepaskanku dari mata yang akan memandang yang haram. Bahkan aku bisa mengenalmu tanpa pertolongan mereka. Dan lidahku telah dianugerahkan-Nya dengan pujian kepada-Nya. Alhamdulillah. Katakan kepadaku, berapa nilai keberkahan dari anugerah Allah seperti itu?"


Dana Mustadhafin


bottom of page