top of page

Buruknya Sifat Rakus



Rakus adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya. Orang yang memiliki sifat ini tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Sifat rakus akan menjerumuskan seseorang pada kemaksiatan. Seorang manusia yang rakus/tamak hanya akan berhenti menginginkan harta benda setelah mati dan dikubur. Rasulullah ﷺ bersabda: “Andai kata manusia itu telah mempunyai harta benda sebanyak dua lembah, mereka masih ingin untuk mendapatkan satu lembah lagi. Tidak ada yang dapat mengisi perutnya sampai penuh melainkan hanya tanah (maut atau kematian).”


Tatkala ditanya tentang kerakusan, Sayidina Ali ra menjawab: “Ketamakan berarti mencari yang sedikit dengan menghamburkan-hamburkan yang banyak.


Dalam riwayat lain yang terdapat dalam kitab Mizanul Hikmah, beliau dan keluarganya berkata:


Ketamakan merupakan kendaraan kesengsaraan.



Sesungguhnya keraguan dan ketidakpercayaan kepada Allah dibangun di atas fondasi ketamakan dan kekikiran.


Kuatnya ketamakan berasal dari kuatnya kekikiran dan lemahnya agama.


Orang tamak adalah tawanan kehinaan yang tidak akan pernah terbebas dari penawanan tersebut.”


Orang tamak adalah orang yang fakir, meskipun dia menguasai dunia dari segala sisinya.


Barangsiapa bersikap tamak, niscaya dia menjadi sengsara dan menderita.


Ketamakan tidak akan menambah rezeki, tetapi justru mengurangi kekayaan.


Sayidina Husain diriwayatkan juga berkata mengenai buruknya sifat rakus: “Menahan diri dari meminta-minta tidak akan mencegah rezeki. Sedangkan kerakusan tidak akan menambah rezeki. Sesungguhnya rezeki telah dibagi, ajal telah dipastikan (waktunya), dan bersikap rakus berarti mencari dosa.


Sayidina Muhammad Baqir berkata: “Perumpamaan orang yang tamak terhadap dunia adalah seperti ulat sutra. Setiapkali ulat semakin masuk ke dalam gulungan sutra, maka kian sulit baginya untuk keluar dari sutra itu sehingga ia mati dalam kesusahan.



Sayidina Jafar Shadiq dari kakeknya Sayidina Ali bin Abi Thalib: “Hai anak Adam, jika kamu menghendaki apa yang mencukupimu dari dunia ini maka sesuatu yang paling sederhana di dalamnya pun sudah dapat mencukupimu. Dan jika kamu menghendaki apa yang tidak mencukupimu maka seluruh yang di dalamnya tidak akan dapat mencukupimu.”


Begitu buruknya sifat ini hingga banyak sekali ditemukan riwayat yang menjelaskan tentang dampak buruk dari sifat rakus. Jika mau merunut, berbagai kejahatan dan kehinaan di dunia ini disebabkan oleh sifat ini. Misalnya, para kapitalis yang ingin menguasai dunia, dan terus ingin melanggengkannya dengan segala cara tanpa pernah merasa puas, dan itu disebabkan karena sifat buruk ini. Atau banyaknya koruptor di negeri ini juga disebabkan karena sifat rakus yang dimiliki. Maka dari itu marilah kita senantiasa untuk selalu merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah Swt.


Dana Mustadhafin

bottom of page