top of page

Dialog Imam Sajjad dan Orang Asing tentang Salat


Suatu hari Imam Ali Zaenal Abidin As-sajad bin Husein bin Ali bin Abu Thalib sedang di majelisnya. Tiba-tiba datang orang yang tidak punya sopan santun masuk ke depan sambil melirik kearah Imam dan langsung berbicara: "Tahukah kalian bagaimana cara yang benar mengerjakan salat?"


Orang di majelis marah melihat tamu tak diundang ini dan berdiri untuk memberikan pelajaran. Namun Imam melarang dan menenangkan.


Imam berkata: "Duduk dan tenangkan diri kalian!"


Kemudian Imam menengok ke orang tersebut dan berkata: "Aku tahu bagaimana mengerjakan salat yang kau maksudkan itu!"



Orang itu berkata: "Ada berapa perkara yang diwajibkan atasmu?"


Imam menjawab: "Tujuh perkara"

Kesucian, menutup aurat, tempat sujud yang suci, mengetahui waktu, mengetahui jumlahnya, pakaian harus suci, dan menghadap kiblat."


Orang itu bertanya lagi: "Dengan niat apa keluar rumah?"


Imam: "Dengan niat berziarah!"


Orang itu berkata: "Dengan niat apa ketika anda masuk ke masjid?"


Imam: "Niat ibadah!"



Orang asing itu berkata lagi: "Dengan niat apa anda kerjakan Shalat?"


Imam: "Dengan niat berpindah dan khidmat khusyu menghadap Allah!"


Orang itu bertanya lagi: "Dengan niat apa anda ketika niat berkhidmat itu?"


Imam: "Dengan niat sebagai abd atau hamba yang menghamba, bertauhid mengakui Ke-Tuhanan-Nya dan esa-kan serta sucikan Allah sebagai satu-satuNya Zat yang layak untuk disembah!"


Orang itu bertanya lagi: "Dengan cara apa anda menghadap kiblat?"


Imam: "Dengan tiga wajib dan tiga sunah, menghadap kiblat, niat, dan takbiratur ihram. Ketiga pekerjaan ini hukumnya wajib dan mengangkat tangan hukumnya sunah. Jumlah takbir ini seluruhnya sembilan puluh, dan lima dari padanya bersifat wajib sedangkan sisanya sunah!"


Orang itu bertanya lagi: "Apa argumen salatmu?"


Imam: "Saat kita berdiri mata melihat tempat sujud sedang selanjutnya sesuai yang tadi telah aku jelaskan!"



Orang itu bertanya: "Apa tahrim (penghormatan) salat itu?"


Imam: "Takbir!"


"Apa tahlil salat itu?"


Imam: "Salam!"


Orang itu bertanya lagi: "Apa dasar penyebab diterimanya salat itu?"


Imam: "Mengetahui hak-hak wilayah Kami, yaitu mencintai kami dan menolak musuh-musuh kami (Tawali dan Tabarri kepada Ahlulbait )"


"Luar biasa! Tak satupun ada alasanku menyalahkan apa yang anda berikan padaku"


Lalu Ia pergi keluar dan berkata: "Sungguh Allah Maha Mengetahui dimana dan kepada siapa Dia harus menempatkan wujud amanat risalahNya"


Setelah itu jemaah orang-orang di majelis bertanya: "Siapa orang luar biasa itu wahai Imam?"


Imam berkata: "KHIDIR!"


(Dikutip dari kitab Sirr Asholah Qosim Zad min al Bihar)

bottom of page