Ya Allah, yang membolak-balikkan hati dan pandangan. Teguhkanlah hatiku kepada agama-Mu. Jangan Engkau gelincirkan hatiku setelah Engkau tunjuki aku. Curahkan rahmat kepadaku dari sisiMu. Sesungguhnya Engkau Maha Memberi. Lindungi aku dari api neraka dengan rahmat-Mu.
Ya Allah, panjangkanlah usiaku, luaskan rezekiku, dan taburkan kepadaku rahmat-Mu. Jika aku sudah tercatat dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka, jadikan aku orang yang bahagia. Sesungguhnya Engkau menghapus apa yang Engkau kehendaki, dan menetapkan apa yang Engkau kehendaki. Di sisi-Mu Ummul kitab.
Doa di atas adalah terjemahan doa memohon perlindungan dan keluasan rezeki. Mengapa kita memerlukan perlindungan dan keluasan rezeki? Karena kita amat rentan terkena musibah. Oleh karena itu, kita memerlukan pelindung untuk dapat menghadapi tantangan-tantangan yang akan mengadang kita, baik lahir maupun batin. Pelindung itu doa kita kepada Allah Swt.
Baca juga Etika Berdoa dalam Islam
Orang-orang kaya mungkin tidak memerlukan doa ini. Mereka beranggapan apa perlunya meminta rezeki, padahal Dia telah memberikan rezeki-Nya tanpa ia minta. Bagi orang miskin, besar kemungkinan akan mengamalkan doa ini. Namun, ada saja, karena ia terlalu miskin dan kesulitan teramat berat, mereka bisa sampai pada tingkat putus asa, dan menganggap doa itu tidak perlu.
Lalu, mengapa kita berdoa memohon agar diberi rezeki oleh Allah, seperti yang disebut dalam doa di atas? Mengapa doa ini memohonkan agar Allah menetapkan hati kita dalam agama serta tidak digelincirkan sesudah mendapat petunjuk, dan kemudian dikaitkan dengan doa agar kita diberi rezeki yang luas?
Baca juga Doa Adalah Senjata Orang Mukmin
Jawabannya: Pertama, sering kali kita tergelincir dalam menjalankan agama, dan tersesat setelah Allah memberikan petunjuk kepada kita. Alasannya sangat sederhana saja, yakni alasan ekonomi lantaran kekurangan rezeki.
Ada hadis yang dipersoalkan dari segi sanadnya, tapi cidak pernah dipersoalkan kesahihannya dari segi isinya, yakni “Hampir-hampir kefakiran itu bersamaan kejadiannya dengan kekafiran.” Hadis ini menunjukkan bahwa sering kali orang menjadi kafir hanya karena tekanan-tekanan ekonomi dan kesulitan rezeki. Orang yang semula baik berubah menjadi tidak amanah; perempuan yang memelihara kehormatannya menjadi tidak sanggup lagi memeliharanya karena tekanan ekonomi.
Jadi, memang ada hubungan antara, "Ya Allah, yang membolak-balikkan hati dan penglihatan. Teguhkanlah hatiku kepada agama-Mu" dengan doa selanjutnya, “Ya Allah, panjangkan usiaku, dan luaskanlah rezekiku." Oleh karena itu, sangatlah penting kiranya kita memohon agar diberi keluasan rezeki supaya kita dapat mempertahankan agama kita.
Berdoa memohonkan rezeki termasuk amal saleh. Dalam Islam, mencari rezeki dihitung sebagai amal kebaikan. Merasa diri cukup dan tidak membutuhkan bantuan Allah adalah suatu kedurhakaan yang menyebabkan kita jauh dari-Nya.
Bukankah Allah berfirman: "Akulah yang Mahakaya, dan kalian semua adalah fakir dan miskin." Kita harus selalu merasa perlu dan membutuhkan bantuan serta memohon rezeki dari Allah. Sebab, dengan keluasan rezeki, kita bisa menjalankan agama dan idealisme kita dengan baik, serta kitabisa membantu orang lain.
Baca juga Apa Manfaat Doa?
Di wirid-wirid Ahlulbait mengajarkan kepada kita agar memperoleh rezeki secara langsung dari Allah, dan agar kita tidak bergantung kepada orang lain. Jika kita banyak bergantung kepada orang lain, kita akan dicemooh, direndahkan, dan dihinakan. Kita meminta rezeki langsung kepada Allah agar kita bisa mempertahankan kemuliaan dan harga diri kita sebagai manusia, hamba Allah, bukan sebagai hamba manusia.
Ada sebuah doa permohonan rezeki dari Imam Ali as yang berbunyi:
Segala puji bagi Allah yang telah memperkenalkan diri-Nya dan tidak meninggalkan aku dalam keadaan buta hati. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan aku dari umat Nabi Muhammad. Segala puji bagi Allah yang menjadikan rezekiku ada di tangan-Nya langsung dan tidak pada tangan orang lain. Segala puji bagi Allah yang dengan rezeki-Nya telah menutupi rasa maluku dan tidak mempermalukanku dihadapan manusia lainnya.
Pada doa yang lain Imam Ali berucap:
Ya Allah, berilah aku rezeki dari anugerah-Mu yang luas, rezeki yang halal dan baik, rezeki yang luas dan bisa mengantarkanku pada cita-citaku di dunia dan akhirat, sebanyak-banyaknya, seluas-luasnya, tanpa ada gerutuan dan cemoohan dari seorang pun makhluk-Mu.
Bukankah Engkau telah berkata dalam kitab suci-Mu “Mintalah kepada Allah karunia-Nya.” Ya Allah, inilah aku memohon karunia-Mu. Inilah aku meminta pemberian-Mu. Dan dari tangan-Mu yang penuh, aku memohon dan meminta.
*Disarikan dari buku Doa Bukan Lampu Aladin - KH Dr. Jalaluddin Rakhmat
コメント