Komunitas besar umat Islam adalah bak anggota tubuh manusia, meski masing-masing anggota tubuh memiliki tanggung jawab sendiri, namun di antara mereka ada semacam ikatan yang mempersatukan mereka.
Setiap muslim harus menyadari bahwa keagungan Islam bergantung kepada kebesaran dan kemuliaan umatnya. Maka dari itu, kemandirian dan keagungan umat Islam tidak akan terwujud tanpa pelaksanaan hak dan kewajiban masing-masing muslim.
Atas dasar ini, peletak syariat Islam membebankan kewajiban dan memberikannya hak bagi setiap muslim.
Hak dan kewajiban ini disebutkan dalam Alquran dan hadis. Di antara hak dan kewajiban muslim sejati adalah:
Mementingkan urusan kaum muslim
Memelihara persaudaraan
Menghormati hak-hak kaum muslim satu dan yang lainnya
Saling menyayangi
Membahagiakan orang mukmin
Memenuhi hajat-hajat sesama
Saling menasihati
Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang bangun pagi dan tidak memikirkan urusan muslimin, maka dia bukan seorang muslim. Barang siapa yang mendengar seseorang berteriak, 'Wahai muslimin, tolonglah aku’ namun ia tidak membantunya, maka ia juga bukan muslim.”
Sayidina Jafar Shadiq berkata: “Seorang mukmin adalah saudara mukmin lainnya, pengawas dan pembimbingnya. Ia tidak boleh mengkhianatinya, menzaliminya atau menipunya. Bila ia berjanji kepada saudaranya, ia tidak boleh melanggar janjinya.”
Oleh karena itu, syariat Islam sangat memperhatikan hubungan dan persatuan antar muslimin serta menyarankan hal-hal yang dapat memperkuat ikatan persaudaraan mereka dan melarang hal-hal yang menyebabkan perpecahan.
Alquran menyebut umat Islam sebagai umat istimewa yang dipilih Allah dan dibebani kewajiban yang berat.
Allah Swt berfirman: “Kalian adalah umat terbaik yang dimunculkan kepada manusia, karena kalian melakukan amar makruf dan nahi mungkar serta beriman kepada Allah." (QS. Ali lmran: 110)
Ayat tersebut menyebut tiga faktor keistimewaan muslimin sebagai umat terbaik dikarenakan melakukan amar makruf, nahi mungkar, dan iman kepada Allah.
Oleh karena itu, ada tiga tanggung jawab besar di pundak umat Islam, yaitu:
Melakukan amar makruf dan nahi mungkar secara luas. Inilah yang (akan) menjadikan mereka sebagai umat terbaik.
Mengingat bahwa umat Islam telah menerima tanggung jawab penting ini, selayaknya bila mereka menyiapkan diri untuk melaksanakannya. Mereka bertugas mengajak manusia menuju kebaikan, harus siap sedia melakukan nahi mungkar secara luas, membela hak-hak kaum tertindas di mana pun mereka berada dan melawan kaum arogan dan para penjajah. Tentunya, pelaksanaan tugas mahaberat ini baru memungkinkan bila umat Islam mandiri dan kuat dalam hal sains, ekonomi, militer dan industri.
Bersikap tegas dan keras di hadapan musuh, namun bersikap welas asih sesama muslim.
Allah Swt berfirman: “Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya bersikap keras di hadapan orang-orang kafir dan saling mengasihi sesama mereka. Engkau melihat mereka selalu dalam keadaan rukuk dan sujud untuk memohon karunia dan ridha Allah, tanda-tanda sujud terlihat di wajah-wajah mereka." (QS. al-Fath: 29)
Ayat di atas menyebut dua sifat menonjol yang dimiliki oleh Nabi Saw dan para sahabat beliau:
Bersikap tegas dan tidak kenal kompromi di hadapan orang-orang kafir dan kezaliman mereka.
Saling menyayangi antar mereka dan menganggap semua muslimin dunia sebagai suatu kesatuan. Mereka gembira melihat kebahagiaan saudara-saudara sesama Muslim dan bersedih menyaksikan kesusahan mereka. Mereka senantiasa berusaha untuk memajukan Islam dan mengatasi berbagai problem sosial, politik dan ekonomi muslimin.
Oleh karena itu, negara-negara Islam harus bersikap teguh di hadapan musuh-musuh Islam dan tidak boleh tunduk kepada mereka, namun harus menjalin hubungan persahabatan dengan negara-negara muslim lain. Mereka harus ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa tertindas seperti Palestina. Mereka wajib membuang faktor-faktor perpecahan dan mengukuhkan tali persaudaraan antara mereka.
Comments