top of page

Kebutuhan Emosional Anak yang Harus Dipenuhi


Manusia adalah makhluk emosional dan lebih mudah terpengaruh emosi -seperti kasih sayang-ketimbang logika dan argumentasi. Berdasarkan ini, para guru akhlak menganggap emosi memiliki peran yang cukup besar dalam menanamkan nilai-nilai akhlak dalam sebuah masyarakat. Anak-anak yang kebutuhan emosionalnya dipenuhi secara tepat dan mencukupi di rumahnya, akan memiliki etika dan perilaku yang lebih stabil.


Dengan demikian, di antara kebutuhan utama anak adalah kebutuhan terhadap emosi yang positif dan mendapatkan hubungan persahabatan. Kebutuhan ini begitu pentingnya, sehingga bila si anak tidak mendapatkannya, sang anak akan merasa kehilangan dan sedih serta berupaya meraihnya dengan mengorbankan segalanya. Ya, sebagian besar penyimpangan perilaku anak dan remaja terjadi lantaran kebutuhan emosional tidak terpenuhi.



Mungkin kita sering menyaksikan anak-anak yang suka membantah, memamerkan diri, berprasangka buruk, dan merengek­rengek. Semua itu merupakan tanda bahwa mereka membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Keadaan seperti itu akan lebih banyak ditemui di tahun-tahun pertama kehidupannya.


Kebutuhan anak secara emosional, memiliki cakupan yang sangat luas. Dalam kesempatan ini, kami akan memaparkan berbagai kebutuhan tersebut dalam poin-poin berikut ini:


1. Diterima dan didukung


Seorang anak selalu mengharapkan orang­orang sekitarnya menerima kehadirannya dengan apa adanya serta memberikan dukungan dan perlindungan. Penerimaan dan dukungan tersebut akan menjadikannya mampu melangkah dan beraktivitas. Bila merasa bahwa dirinya merupakan sumber kebahagiaan keluarga, seorang anak akan tumbuh dengan baik dan memiliki keberanian untuk maju dan berkembang.


Anak membutuhkan hubungan baik dan persahabatan, serta menginginkan agar anggota rumah tangga lainnya, mencintai dan menyukai dirinya. Adanya persahabatan tersebut akan menjadikannya memiliki keterikatan, menepati janji, mematuhi perintah dan larangan, serta lebih cenderung pada kebaikan. Di bawah naungan persahabatan tersebut, anak akan semakin merasa bergantung dan terikat dengan keluarganya.



Dengan demikian, ia akan mematuhi perintah dan larangan keluarganya serta melangkahkan kaki di jalan yang memberikan manfaat bagi mereka. Terkadang, lantaran tak diterima orang-orang di sekitarnya, si anak akan merasa tak berharga dan mengalami berbagai tekanan jiwa sehingga menjadi frustrasi dan putus asa. Ini merupakan penyebab munculnya berbagai penyimpangan dalam perilakunya. Bila mengetahui ada orang lain yang bersedia menerima kehadirannya, ia akan segera bergabung bersamanya. Seorang anak mestilah diterima oleh keluarga secara seutuhnya, agar tak tertarik pada orang lain.


2. Kasih sayang


Seorang anak sangat mengharapkan dirinya disukai dan dicintai. Ini merupakan bentuk kebutuhan emosional terpenting dalam lingkungan rumah tangga, bahkan dalam masyarakat. Perasaan ini senantiasa bersemayam dalam diri manusia sepanjang hidupnya. Kasih sayang akan mewujudkan perasaan aman, baik bagi anak-anak maupun dewasa. Seseorang yang merasa tak disenangi, akan merasakan dirinya selalu dalam bahaya dan keselamatannya terancam. Ya, memeluk, mencium, dan membelai anak akan menenangkan hati dan meringankan beban dirinya. Semua itu akan menjadikannya tertarik, terikat, dan menghargai orang tua. Kesedihan akan lenyap di hatinya sehingga ia akan bersemangat dalam hidupnya.



Dalam menunjukkan perasaan kasih sayang tersebut, kita harus berusaha untuk tidak sampai berlebihan, sehingga bukannya membina kehidupan si anak, malah akan merusak dan menghancurkannya. Kita pun tahu bahwa cinta berlebihan terhadap anak-anak akan sangat membahayakannya. Ia akan menghadapi berbagai benturan, kesulitan hidup, dan kerusakan kepribadian.


3. Kelemahlembutan


Seorang anak selalu berharap agar ada orang yang menanyakan tentang derita hatinya. Ia juga membutuhkan tempat mencurahkan isi hatinya. Masalah ini bukan hanya khusus bagi anak­anak saja, tetapi orang dewasa atau tua sekalipun juga membutuhkannya. Orang tua dapat menjadi sahabat sehati bagi anaknya. Ia dapat melakukannya dengan menanyakan apa yang dideritanya seraya memberikan semangat dan dukungan agar si anak memiliki ketegaran hati dan kesedihannya reda. Untuk memberikan keyakinan kepada si anak, orang tua dapat melakukannya dengan menyatakan bahwa dirinya akan selalu menjadi sahabat sehati baginya, berada di sisinya dan melindunginya.


4. Perhatian dan penghormatan


Seorang anak merupakan wujud yang terhormat. Sebab, ia adalah ciptaan, hamba, dan amanat Allah yang diserahkan-Nya kepada kedua orang tuanya. Penghormatan merupakan hak setiap anak dan orang tua mesti menjaga dan memperhatikannya. Penghormatan ini tidaklah berarti melepas dan membebaskannya secara total, tetapi memberikan perhatian penuh dalam mendidik dan mengawasinya agar tidak melakukan berbagai kesalahan dan penyimpangan. Sebagaimana disabdakan Rasulullah saw bahwa orang tua perlu memperbaiki perilaku mereka (Nahj al­Fashahah).


5. Menangis dan bersedih


Seorang anak yang ayahnya telah meninggal dunia, jelas akan merasa sedih dan kehilangan. Menangis dan meneteskan air mata merupakan cara alami untuk memperoleh ketenangan dan ketenteraman. Dalam taraf tertentu, ini juga terjadi pada orang-orang dewasa. Kita mesti menerima tangisannya dan jangan memaksanya tidak menangis sama sekali. Sebab, yang demikian itu akan menjadikan kesedihannya berubah menjadi tekanan jiwa, perasaan acuh tak acuh, dan membenci orang lain, yang semua itu akan mengantarkan pada jalan menuju kekecewaan dan keputusasaan.



Di sisi lain, kita juga tidak dibenarkan untuk membiarkannya menangis tanpa henti. Sebab, itu akan menimbulkan berbagai dampak negatif pula, seperti sakit kepala, letih, tidak nafsu makan, dan melakukan kebiasaan tak terpuji. Bila satu hari kita melihatnya menangis di sudut rumah, biarkanlah beberapa saat, kemudian hampiri dan tenangkanlah kegundahannya.


6. Riang dan gembira


Perasaan sedih dan duka berkepanjangan akan menghancurkan kehidupan manusia dan menjadikannya tak memiliki gairah hidup. Sedih dan menangis dalam batasan wajar, akan melepaskan berbagai belenggu dalam jiwanya serta menumbuhkan semangat baru untuk mengarungi lautan kehidupan. Sangat penting untuk menciptakan suasana yang riang dan gembira misal melalui rekreasi di alam terbuka, olahraga, dan mendengarkan cerita dan lagu.


7. Ketenangan dan Ketenteraman


Orang tua mesti berusaha agar lingkungan keluarganya berada dalam keadaan tenang, tenteram, dan jauh dari perasaan gelisah. Sebab, perasaan gelisah dan bingung berkepanjangan akan memukul jiwa si anak dan menimbulkan penyakit.


8. Kebutuhan lain


Anak-anak juga memiliki kebutuhan emosional lain, yang sebenarnya merupakan suatu upaya untuk mendapatkan ketenangan, keseimbangan, dan pengendalian diri. Para ibu haruslah dapat menerima sikap dan keadaan anak yang kurang wajar tersebut. Misal, bersikap angkuh dan sombong, suka mencari-cari alasan, membesar-besarkan kesalahan yang dilakukan adiknya, merayu dan membujuk orang untuk memperoleh sesuatu, dan seterusnya.


*Disarikan dari buku karya Dr. Ali Qaimi - Peran Ganda Ibu dalam Mendidik Anak

bottom of page