top of page

Keutamaan Sedekah secara Sembunyi-sembunyi



Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Baqarah: 271)


Dari ayat di atas dikatakan bahwa sedekah secara sembunyi-sembunyi adalah hal yang lebih baik, karena di sanalah kita akan menjaga keikhlasan hati kita, tidak ada riya di dalamnya. Di antara hikmah menyembunyikan sedekah ialah untuk menjaga niat agar ikhlas dan murni hanya karena Allah Swt.



Hal ini bukan untuk melarang seseorang untuk sedekah terang-terangan, sebagaimana disebutkan ayat di atas bahwa menampakkan sedekah adalah hal yang baik sekali, namun untuk keutamaan masih lebih utama orang yang menyedekahkan hartanya secara sembunyi-sembunyi. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Imam Ali as dalam khotbahnya:


“Sesungguhnya seutama-utama perantara di mana orang-orang berperantara kepada Allah Swt dengannya adalah iman kepada-Nya dan Rasul-Nya... dan sedekah (yang dilakukan secara) rahasia, karena sesungguhnya ia menghapuskan dosa.” (Nahj al-Balaghah, khotbah ke-110)



Imam Ja'far Shadiq as juga berkata: “Demi Allah! Sedekah secara rahasia itu lebih utama ketimbang sedekah secara terang-terangan. Demikian pula, demi Allah, ibadah secara rahasia itu lebih utama daripada ibadah secara terang-terangan.” (al-Kafi, 4/8)


Karena keutamaan ini pula maka para manusia suci menganjurkan dan mengamalkan sedekah secara sembunyi-sembunyi sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ali Zainal Abidin as. Tentang ini Imam Muhammad Baqir as mengisahkan tentang ayahnya yang melakukan sedekah secara sembunyi-sembunyi di tengah malam. Beliau berkata:


“Sesungguhnya beliau biasa keluar di kegelapan malam sambil memikul kantung di atas punggungnya hingga mendatangi pintu demi pintu, lalu mengetuk pintu dan menyerahkan kepada orang yang keluar menemuinya, sementara dia menutupi wajahnya apabila memberi kepada seorang fakir, agar orang fakir itu tidak mengenalinya.” (Bihar al-Anwar, 46/89)



Para manusia suci selalu memilih yang utama dari yang utama, ini dilakukan agar para pengikutnya juga meneladani sikap tersebut. Terlebih bagi kita manusia biasa yang sangat dekat dengan dosa dan penyakit hati, maka metode sedekah secara sembunyi akan membantu memurnikan niat dan mengharap sepenuhnya rida-Nya dan menghindarkan diri dari sifat pamer dan ingin dipuji.


Imam Ja’far Shadiq as berkata: “Janganlah engkau bersedekah di hadapan orang-orang (dengan tujuan) agar mereka memujimu. Sesungguhnya, jika engkau melakukan itu, maka engkau telah mengambil (menarik kembali) pahalamu. Akan tetapi, jika engkau memberi dengan tangan kananmu, maka janganlah engkau memperlihatkannya kepada tangan kirimu, karena sesungguhnya yang engkau bersedekah untuk-Nya secara rahasia itu akan membalasmu secara terang-terangan.” (Bihar al-Anwar, 78/284)


bottom of page