top of page

Kisah Kedermawanan Tiga Sahabat Nabi


Diriwayatkan dari Haitham bin ‘Adi, terdapat tiga orang berselisih pendapat tentang orang yang paling dermawan. Yang pertama mengatakan, “Sesungguhnya orang yang paling dermawan pada masa kita ini adalah Abdullah bin Ja'far.


Yang kedua berkata: “Dia adalah 'Arabah al-Aus.”


Yang ketiga berkata: “Dia adalah Qais bin Sa'ad bin Ubadah.


Lalu ada seorang yang berkata kepada tiga orang tersebut: “Masing-masing orang dari kalian hendaknya pergi menemui orang yang menurutnya paling dermawan. Lalu hendaklah dia meminta sesuatu kepadanya. Setelah itu, dia pulang dan mengabarkan kepada kita apa yang diberikan orang itu kepadanya sehingga kita dapat menentukan siapakah orang yang paling dermawan."



Orang yang pertama kemudian pergi menemui Abdullah bin Jafar, beliau adalah sepupu Nabi ﷺ dan suami dari Sayidah Zainab binti Ali bin Abi Thalib. Ketika itu, dia melihat Abdullah sedang menaikkan kakinya pada unta tunggangannya. Dia berkata kepada Abdullah: “Wahai sepupu Nabi, saya adalah seorang musafir yang kehabisan bekal.


Maka Abdullah bin Ja'far langsung menurunkan kakinya dari untanya seraya berkata: “Naiklah ke unta ini dan duduklah di atas punggungnya. Lalu ambillah apa yang ada di dalam tas itu!


Ternyata di dalam tas tersebut ada beberapa kain sutra dan uang sebanyak empat ribu dinar.


Kemudian orang kedua mendatangi Qais, tetapi dia mendapati Qais sedang tidur. Maka, dia hanya dapat berbicara dengan budak perempuan Qais. Budak perempuan tersebut bertanya kepadanya: ”Apa keperluanmu?


Dia menjawab: “Saya adalah musafir yang kehabisan bekal.


Budak perempuan itu berkata: “Keperluanmu lebih rendah daripada membangunkan tuanku. Ini bungkusan yang di dalamnya ada uang tujuh ratus dinar. Sekarang ini, di dalam rumah Qais tidak ada sesuatu selain dirinya. Akan tetapi, pergilah engkau ke tempat fulan dan ambilah unta, budak, dan keperluanmu lainnya. Kemudian, lanjutkanlah perjalananmu.


Dan orang ketiga pergi menemui 'Arabah. Ternyata dia mendapatkannya telah buta matanya. 'Arabah keluar dari rumahnya menuju masjid dengan dituntun oleh dua orang budak laki-lakinya. Dia berkata: “Wahai 'Arabah, saya adalah seorang musafir yang kehabisan bekal.


Maka, 'Arabah merapatkan kedua tangannya seraya berkata: “Demi Allah, saya sama sekali sudah tidak mempunyai uang lagi. Akan tetapi, ambillah dua budak saya ini untukmu!


Orang itu berkata: “Demi Allah, saya tidak mungkin memotong dua sayapmu.



'Arabah berkata: “Ambillah keduanya! Jika engkau tidak mau mengambil keduanya, maka keduanya merdeka. Akan tetapi, jika engkau mau, engkau dapat mengambilnya sebagai milikmu, atau jika engkau menghendaki, engkau dapat memerdekakan keduanya.


Orang itu kemudian mengambil kedua budak laki-laki tersebut dan pulang meneruskan perjalanannya. Kemudian ketiganya pulang dan menceritakan pengalamannya masing-masing. Akhirnya, mereka sepakat bahwa ketiganya adalah orang yang sangat dermawan, apa yang mereka berikan besar kecilnya pun sesuai kemampuan dan keadaan.


Dana Mustadhafin



bottom of page